Minggu, 03 April 2011

PESONA PANTAI SORAKE NIAS


Pantai Sorake, Nias Selatan, menjadi salah satu tujuan para wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Sumatera Utara. Hamparan pasir pantai seakan menjadi alas berpijak kaum pribumi Kabupaten Sorake. Setiap turis yang menapakkan kakinya di pasir pantai Sorake, pasti terkesima dengan bentangan luas garis pantai dan barisan pohon kelapa pada setiap sisinya. Panorama yang disajikan di sekitaran wilayah pantai Sorake memunculkan kesan damai. Setiap malam bahkan tidak pernah berhenti suara desiran ombak yang menghantam karang semakin menjadi-jadi. Apalagi ketika air pasang datang, suaranya seakan mampu membuat karang-karang di pinggiran pantai pecah. Pantai Sorake juga disebut-sebut sebagai tempat selancar terbaik kedua setelah pantai Hawaii, Amerika. Pantai yang terletak di Pulau Nias, tepatnya di Desa Botohilitano, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan ini memang memiliki daya tarik sendiri bagi para wisatawan mancanegara (wisman).Kabupaten Nias Selatan merupakan salah-satu kabupaten di Sumatera Utara yang terletak di Pulau Nias. Pesona pantai dan ombaknya dikenal di mata dunia, terbukti beberapa kali telah diadakan lomba berselancar tingkat internasional di Pantai Sorake, tetapi lokasi ini belum tertata dengan rapi.

Sepanjang Pantai Sorake berjajar home stay yang siap melayani dan membuai wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai, dengan tarif yang cukup murah sekelas penginapan melati. Jarak menuju ke Pantai Sorake dari Bandara Binaka Gunung Sitoli, Nias, kurang lebih menghabiskan waktu 4 jam dengan menggunakan angkutan umum kota. Jika Anda ingin mengunjungi Pantai Sorake ini, Anda dapat menggunakan Feri atau Jet Foil dari Sibolga menuju Gunung Sitoli atau jika Anda naik pesawat, dari Polonia Medan menuju Binaka (Nias), Anda juga akan menjumpai banyak sekali turis mancanegara yang juga hendak menuju pantai Sorake ini. Mereka adalah penggemar olahraga selancar yang akan datang ke Pantai . Tempat surfing dan selancar yang disebut paling baik kedua setelah Hawaii adalah Pantai Sorake dan Lagundri. Ombak di pantai Sorake ini bisa mencapai ketinggian 15 m karena langsung berhadapan dengan Samudera Indonesia. Ombak di Sorake ini konon memang sangat ideal untuk olahraga air berselancar. Ombak di pantai ini punya lima tingkatan. Tidak ada tempat lain di dunia yang punya ombak seperti itu. Jadi, kalau peselancar gagal main slalom di sana, mereka masih bisa melanjutkan atraksi dengan gaya lain di tiap ombak berikutnya. Namun, kenyataan menunjukkan pantai Sorake hanya ramai saat ada kejuaraan internasional selancar, yang biasanya jatuh pada bulan Juni - Juli, saat ombak sedang besar-besarnya. Di luar itu, kedua pantai tersebut adalah pantai indah yang sepi dan sunyi.

Sabtu, 02 April 2011

KAMPUNG BALI SERDANG BEDAGAI


Pura yang mungkin satu-satunya di Sergai bahkan dapat dikatakan di Sumatera Utara ini, terletak di Desa Pegajahan Dusun Harapan II, Kecamatan Pegajahan, sekitar 12 km dari kota Perbaungan, merupakan satu kecamatan yang baru dimekarkan dari Kecamatan Perbaungan sebelumnya.
Persis sekitar 500 meter dari kantor Camat Pegajahan, berdirilah pura Panataran “Dharma Raksaka” yang dibuat sekitar tahun 1989 dengan promotor Mayor TNI-AD I Nengah Dana saat itu bertugas di Kodam I/BB. Pura itu didirikan di atas tanah berukuran 20 X 40 meter, sebagai tempat umat Hindu Bali melakukan aktifitasnya memuja Dewa sebagai tanda syukur atas keberkahan yang diberikannya kepada umat Hindu Bali.
Menurut salah seorang warga yang kakeknya berasal dari tanah Bali kepada DNA mengatakan, ”para tetua kami menjelaskan, dulunya sekitar tahun 1960-an, banyak warga yang mendiami daerah ini berasal dari Pulau Bali, pada saat itu terjadi letusan Gunung Batur yang banyak mengambil korban dan merusakkan kampung halaman dari tetua kami. Beberapa dari mereka ada yang pindah ke desa Sukasari ini, dan hari demi hari setelah terjadi asimilasi dan adaptasi dengan warga setempat dan ada pula yang pindah mencari lokasi sesuai pekerjaannya, maka kini hanya tinggal 7 kepala keluarga atau sekitar 30 jiwa saja yang berdiam di desa ini”,tukasnya.
Sesuai kesepakatan para warga yang berasal dari tanah Pulau Bali di Medan, maka sekitar tahun 1989 dimulai pembuatan Pura dan selesai sekitar tahun itu juga. "Karena selama ini kalau kami mau melakukan ibadah sesuai agama Hindu Bali, kami sangat kesulitan tempatnya dan hanya di rumah masing-masing," tambahnya.

Kini Pura Panataran “Dharma Raksaka” bukan hanya sebagai tempat ibadah warga Hindu Bali di Sergai saja, tetapi umat Hindu Bali dari penjuru Sumutra. Kemudian jjika hari-hari penting menurut hitungan Hindu Bali, akan memfokuskan kegiatan ibadahnya di Pura ini sekaligus sebagai ajang silaturahmi bagi warga yang berasal dari Tanah Bali.
Tidak hanya itu, di samping sebagai tempat beribadah, lokasi ini juga sudah dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata di Kabupaten Sergai. Anda ingin melihat budaya Bali, tidak perlu jauh-jauh, karena di Kecamatan Pegajahan, dapat dinikmati.

TANGKAHAN


Di tahun – tahun sebelumnya, illegal loging merupakan pendapatan utama masyakarakt di hutan Tangkahan, yang mencakup desa Namo Sialang dan Sei Serdang di kawasan Leuser. Sangat besarnya pendapatan mereka sehingga mereka mengabaikan perkebunan mereka. Akan tetapi kemanan hutan dan usaha penangkapan kepada penebang liar yang semakin diperketat membuat para penebang liar ini harus mencari penghasilan hidup lainnya yang juga berasal dari hutan namun aman dari hukum dan berkelanjutan. Mereka kemudian kembali mengelola perkebunan mereka yang semula terbengkalai dan mulai untuk menjalankan ide mempromosikan ekowisata di daerah mereka. Masyarakat di kedua desa ini (yang dihuni oleh sekitar 2000 KK) setuju untuk mengembalikan kawasan Tangkahan sebagai kawasan wisata yang ramah lingkungan. Ini ditandai dengan dibentuknya Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT) yang merupakan lembaga lokal yang dipercaya untuk mengelola ekowisata dan bekerja sama dengan pihak taman nasional gunung leuser. Masyarakat bersama dengan LPT bertekad untuk berusaha melindungi keindahan hutan dari masyarakat luar yang berusaha mencuri kayu di hutan ini dan mencemari sungai, karena mereka ekonomi masyarakat di desa kami akan meningkat dengan adanya kegiatan ekowisata yang dikelola di kawasan ini’ ungkap Njuhang Pinem, yang merupakan ketua LPT, yang dulunya juga merupakan penebang liar. Sampai dua tahun yang lalu, tangkahan salah satu titik pusat penebangan liar di kawasan Leuser, tapi saat ini kesadaran masyarakat telah jauh meningkat dan mereka justru berbalik menjaga hutan, sekaligus membentuk ranger yang melakukan monitoring hutan, 2 kali seminggu.
Tangkahan merupakan kombinasi dari vegetasi hutan dan topografi yang berbukit, menjadikan tempat ini sangat ideal bagi tempat wisata. Sungai Batang Serangan dan Bulih yang membelah hutan ini merupakan tipe sungai yang mencirikan sungai di hutan tropis, dengan beraneka ragam jenis tumbuhan dan tebing yang beraneka warna di tepian sugai ini. Air sungai yang sangat jernih dan bernuansa hijau menciptakan panorama dan atmosfer yang alami dan mistik. Tangkahan memiliki 11 air terjun dan beberapa sumber air panas, juga gua kelelawar.

Untuk sampai di lokasi ini, dari terminal pinang baris di kota medan, bisa menggunakan bis PS langsung menuju Tangkahan, melewati Stabat. Perjalanan ke Tangkahan dapat ditempuh sekitar 3 - 4 jam dari kota Medan. Untuk menuju kawasan ekowisata, kita harus menyebrangi sungai. Sungai batang serangan cukup deras arusnya, sehingga harus menggunakan rakit, ini merupakan salah satu petualangan lain yang akan dirasakan pengunjung

Di Tangkahan sangat banyak aktivitas yang dapat dilakukan baik yang berupa petualangan atau hanya sekedar trekking di hutan tropis. Ada 3 jalur trekking di hutan ini mulai dari soft trekking (untuk anak – anak maupun keluarga) sampai yang bersifat petualangan. Para pengunjung akan ditemani oleh pemandu lokal yang telah dibekali dengan pengetahuan hutan dan interpretasi alam. Jalur trekking yang ada juga telah dilengkapi dengan papan informasi tentang beberapa fenomena alam di hutan Tangkahan. Bagi yang suka petualangan, dapat merasakan pengalaman baru, yaitu tubing. Tubing adalah semacam kegiatan rafting, namun tidak menggunakan perahu karet seperti biasa. Kita akan duduk di atas ban mobil dan mengalir mengikuti arus sungai sampai ke titik tertentu, sambil melewati goa, menikmati pemandangan di tepi sungai. Jangan khawatir, para pemandu di Tangkahan semuanya sudah sangat berpengalaman dalam kegiatan ini, dan mereka telah mengikuti pelatihan keselamatan dan memiliki SOP. Aktivitas lain yang dapat dilakukan selain pengamatan burung, berenang, dan kegiatan alam bebas lainnya, pengunjung juga dapat ikut dengan masyarakat yang melakukan monitoring hutan dengan gajah. Pengunjung akan diajak berkeliling hutan sambil menunggang gajah. Sampai saat ini ada 3 ekor gajah yang dipelihara dan dipergunakan untuk monitoring. Untuk menginap di Tangkahan, telah tersedia ecolodge (bamboo river) yang dikelola masyarakat, dilengkapi dengan restoran yang menyediakan menu lokal sederhana, namun cukup lezat
dinikmati.

WISATA ROHANI TAMAN IMAN DAIRI


TAMAN Wisata Iman (TWI) Kabupaten Dairi dibangun pada akhir rahun 1990-an, memiliki,luas wilayah 10 hektare (ha) yang sebelumnya merupakan areal hutan alang-alang, kini berubah menjadi tempat sakral. Lokasinya yang berada di atas tanjakan dikelilingi hutan pinus dan menjadi maskot ibukota Kabupaten Dairi, Sidikalang.

Taman Wisata Iman berada dalam Kota Sidikalang pada ketinggian puncak perbukitan membentuk aksara. “S”, Sitinjo dan berlatar belakang nun jauh di sana Kota Sumbul yang dikelilingi ribuan hektare areal persawahan padi petani yang tampak menguning.

Awal memasuki areal TWI Dairi disertai semilirnya angin pengunungan, layaknya mengelus wajah ketika kita berdiri, disambut gerbang empat pilar agama di Indonesia. Di sisi miniatur Ka’bah kompleks religi Islam, terkesan inilah naturalisme karunia Ilahi yang tiada bandingannya. Kemudian pandangan mata, menyapu rentetan miniatur religius Buddha, Kristen, Hindu berlatar belakang lembah dan hutan pinus, seolah merangkaikan kata-kata, “Indahnya Hidup Berdampingan”.

Kemudian disambut keberadaanm Kuil Sadhayana kompleks Buddha. Kuil ini, pernah diramaikan dengan perayaan Waisak yang dihadiri 1.500 umat Buddha, tidak saja umat Buddha dari Sumatera Utara, tetapi juga dari Pulau Penang, Malaysia.

Wisatawan Buddha asal Malaysia, menyatakan kekagumannya dengan bentuk Vihara WTI Dairi, disebutkan lokasi ini sangat sulit ditemukan. Apalagi menurut keyakinan Buddha, betapa Buddha Maha Agung Sidharta Gautama dilahirkan di hutan pinus. Keberadaan Kuil Sadhayana di TWI Dairi merupakan mukjizat dan memiliki keistimewaan tersendiri.

Stupa dan beberapa ornament vihara sengaja didatangkan dari India mau pun China. Sedangkan patung Maha Agung Sidharta Gautama terbuat dari batu gunung dikerjakan di Prumpun dekat Semarang, Jawa tengah. Vihara TWI Dairi akan menjadi pusat ibadah Buddha bagi pewisata dari dalam dan mancanegara. Kompleks vihara akan dijaga para Biksu untuk melayani umat Buddha untuk beribadah.

SEMILIRNYA terpaan angin serasa tidak kenal henti, menelusuri ruas jalan aspal di tengah hutan pinus. Pohon cherry yang berjajar di sepanjang jalan diramaikan dengan kicauan burang yang terbang dari satu pohon ke pohon lain menjadi pemandangan yang asri. Kemudian pengunjung diperlihatkan pada patung Abraham yang menghunuskan pedang untuk menyembelih putranya.

Patung Abraham, merupakan miniatur sumbangan para camat se-Kabupaten Dairi, Sebagai gambaran kesetiaan anak terhadap sang ayah. Setidak-tidaknya terdapat 14 miniatur patung yang menggambarkan Yesus Kristus sejak kelahirannya hingga ia disalibkan, memiliki makna religius dan pesan-pesan agamais terhadap penganutnya.

Bukit Golgota dengan 3 salib setinggi 15 meter menjadi tempat paling ramai dikunjungi para peziarah umat Kristiani. Tepat di bawah salib yang terlihat jelas dari Kota Sidikalang mau pun Kota Sumbul, tampak patung Bunda Maria berada di dalam gua. Vas bunga di kaki patung tidak pernah kosong, selalu diisi peziarah. Jalan menurun dengan miniatur jembatan membelah dua sungai, Lae Pendaroh bangunan gereja megah dan asrama penginapan, merupakan tujuan akhir peziarah untuk memanjatkan doa.

Jalan masih menanjak sebelah kiri berdiri Pura Hindu, pura dengan ornament khas Bali dan Hindu Tamil, India. Letaknya sangat strategis. Bila melepaskan pandangan mata, masih terasakan desiran angin menjurus ke Kota Sumbul. Ketika berdiri di antara dua pilar ornamen Bali, tatapan mata bagai tertahan menyaksikan nun jauh di sana, Bukit Barisan nan hijau.

MEMASUKI kompleks Islam disambut keberadaan menara Masjid Madinah, Ka’abah dan bangunan asrama penginapan. Areal lapangan yang tidak jauh dari bangunan ornamen tersebut, sering digunakan untuk acara keagamaan. Lapangan ini juga sering digunakan sebagai lapangan pendaratan pesawat helicopter, tidak saja para pejabat tetapi juga tamu-tamu dari luar negeri. Lapangan uni juga dapat digunakan acara manasik haji. Perwiritan dari perayaan keagamaan antaranya, Musabaqah Tilawatil Qur’an mau pun khatam Qur’an..

Di dalam lokasi TWI Dairi, tersedia bangunan penginapan dengan 17 kamar. Tiap kamar bisa menampung untuk kapasitas 6 orang. Penginapan ini juga dipersiapkan untuk bisa digunakan untuk pengobatan dan penyembuhan secara mental penderita narkoba.

Berdirinya TWI Dairi yang sebelumnya merupakan areal hutan alang-alang yang kemudian berubah menjadi sentra wisata religius, dimungkinkan keterpaduan bantuan dari PTPN, pengusaha, BUMN mau pun dari kalangan perbankan, khususnya Bank Sumut. Sementara sumbangan pribadi, antaranya dari Taufik Kiemas dan Togar Sianipar.

Banyak kalangan mengatakan, betapa lokasi TWI Dairi ini sangat spektakuler. Pesan-pesan khusus dari lokasi ini mengisyaratkan, betapa indahnya hidup berdampingan, keragaman agama pada bangsa Indonesia, menjadi kekuatan jika bersatu-padu. Intinya, dengan saling menghormati dan menghargai antar sesamanya merupakan modal dasar terbinanya persatuan dan kesatuan yang kuat dan kukuh.

Senin, 14 Maret 2011

KEINDAHAN PANTAI PANDAN SIBOLGA


Kota Sibolga terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera Bagian Utara yaitu di Teluk Tapian Nauli, ± 350 Km Selatan Kota Medan. Secara geografis wilayah Sibolga terletak antara 1º 42’1º 46′ Lintang Utara dan 98º 44′ – 98º 48′ Bujur Timur. Kota Sibolga secara administratif terdiri dari 3 Kecamatan dan 16 Kelurahan dan Luas 2.778 Ha atau 27, 78 Km², dengan jumlah penduduk 86.441 jiwa. Di kota ini sangat banyak tempat-tempat wisata, letak Kota Sibolga yang sepi di tepi pantai merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki. Keindahan alam tepi pantai, dengan pesona deretan pulau-pulau yang ada menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik wisatawan. Dengan keindahan alam tepi pantai ini, Kota Sibolga sangat berpotensi untuk mengembangkan paket wisata bahari. Pulau-pulau yang berpotensi mengembangkan wisata bahari adalah Pulau Poncan Gadang, Pulau Poncan Ketek, Pulau Panjang dan Pulau Sarudik. Selain wisata bahari, keindahan alam Kota Sibolga juga cocok untuk dikembangkan menjadi wisata alam bagi yang menyukai petualangan.

salah satu yang menjadi favorit para wisatawan adalah pantai pandan. pantai pandan sangat terkenal dengan keindahan panorama lautnya, yag tidak kalah dengan pantai - pantai lainnya di indonesia. Pantai pandan disuguhi dengan berabagai aneka ragam keindahan alami yang ditawarkan, pasir putih dan laut yang biru merupakan salah satu bagian yang paling menarik perhatian banyak wisatawan untuk datang berkunjung untuk menikmati keindahan panoramanaya. tidak hanya pada siang hari, namun bahkan hingga malam hari masih banyak para wisatawan yang datang berkunjung untuk dapat melihat matahari tenggekam (sun set) di pantai pandan tersebut.
namun mungkin masih banyak hal yang perlu dibenahi dan ditambahi oleh pihak pemerintah baik dari segi prasarana dan saran pendukung objek wisata tersebut guna kiranya dapat menambah dan memelihara keindahan pantai tersebut.

Rabu, 09 Maret 2011

KESEJUKAN KEBUN TEH SIDAMANIK


Usai menikmati matahari terbit di dataran tinggi Tongging, biasanya perjalanan dilanjutkan ke Parapat lantas menyeberang ke Pulau Samosir. Lintasan yang dilalui biasanya cukup menggoda untuk singgah sejenak di salah satu perkebunan teh yang terhampar luas di daerah Sidamanik ini. Setidaknya ada 3 perkebunan teh yang ada di 2 kecamatan di daerah Sidamanik ini. Ada kebuh teh Toba Sari, Sidamanik, dan Bah Butong. Dulu ketiga kebun tersebut termasuk dalam kecamatan Sidamanik. Tapi sekarang secara administratif telah dimekarkan menjadi 2 kecamatan, yakni Kecamatan Sidamanik dan Kecamatan Pematang Sidamanik. Secara administratif, daerah Sidamanik masuk dalam wilayah Kabupaten Simalungun.

Kebun teh Toba Sari, tempat rombongan mampir, dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV (Persero). Sayang, tak banyak informasi yang bisa digali di situs resmi PTPN IV ini. Konon perkebunan teh di Sidamanik ini adalah yang terbesar di Sumatra dan sudah ada sejak jaman kolonial Belanda. Banyak orang Jawa yang dikirim untuk bekerja di sini, sampai sekarang pun masih demikian adanya.

kebun teh seluas total 3.315 hektar ini berada di elevasi 900 meter di atas permukaan air laut. Publikasi itu menyebutkan pula bahwa produksi teh selama Januari 2007 sebesar 404.397 kg senilai 475.862 dollar AS. Kalau saat ini produksi masih sekitar angka tersebut, berarti diperkirakan total ekspor selama setahun bisa senilai lebih dari 5 juta dollar AS.

Tak sulit mencapai perkebunan teh Sidamanik ini. Jika menginap di Brastagi, lantas menikmati matahari terbit di Tongging, perjalanan dari Tongging memakan waktu sekitar satu jam saja dengan kecepatan santai. Rombongan fotografer bisa membutuhkan waktu lebih, lantaran sering berhenti untuk memotret obyek-obyek yang menarik di sepanjang perjalanan.

Mulanya rombongan merasa kurang yakin bisa mendapat foto bagus di perkebunan teh ini lantaran hari sudah terlampau siang. Pasti sudah tak ada lagi kegiatan para pekerja pemetik teh. Tapi, ternyata hari itu rombongan amat beruntung. Tak perlu imbuhan obyek berupa pekerja teh lagi, karena langit biru dan awan yang bagai lukisan disapu kuas nan ekspresionis sudah menjadi obyek foto yang amat indah. Bahkan lebih indah dari bayangan yang muncul di benak tiap peserta hunting.

Kebun teh Sidamanik bisa juga diakses melalui Pematang Siantar, yang berjarak hanya sekitar 20 km saja. Jika Anda berangkat dari Pematang Siantar menuju Sidamanik, bisa dipastikan Anda akan melewati Raya, ibukota Kabupaten Simalungun, yang adalah tanah leluhur saya. Rumah oppung (kakek, dalam bahasa Batak) ada di dekat simpang tiga Raya, di jalan raya antara Pematang Siantar-Seribu Dolok.

Tak sulit hunting foto di perkebunan teh Sidamanik. Hamparan luas perkebunan dengan alur-alur jalan setapak di antaranya sudah menjadi pola yang menarik untuk menyusun komposisi fotografi. Syukur kalau Anda bisa mengusahakan waktu berkunjung di pagi hari, maka bisa memperoleh obyek aktivitas para pekerja kebun teh.

KEINDAHAN AIR TERJUN DUA WARNA


Air Terjun Dua Warna, bisa menjadi pilihan Anda untuk refreshing selama beberapa hari libur ini. Letaknya pun tidak jauh dari Kota Medan, hanya 1 jam perjalanan saja yakni di Bumi Perkemahan Sibolangit, Desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit, Kab Deli Serdang. Dari lokasi ini kita akan memulai perjalanan masuk hutan atau hiking selama 3 jam untuk sampai di lokasi air terjun. Tempat wisata ini memang terkesan unik. Dari namanya saja orang-orang menyebutnya Air Terjun Dua Warna sebab air terjun yang turun dari sungai atas akan tertampung ke sebuah danau kecil dan disinilah air tersebut memiliki dua warna yaitu biru muda dan putih keabu-abuan. Setelah ditelusuri ternyata air terjun ini bersumber dari letusan Gunung Sibayak yang membentuk aliran sungai yang dialiri belerang (sulfur) yang kemudian bersatu dengan resapan air hutan sehingga menjadi berair dingin yang berwarna biru. Uniknya lagi, air terjun tersebut tidak mengeluarkan bau belerang namun jangan pernah meminum air tersebut. Selain itu, keberadaan air terjun ini juga tersembunyi di dalam hutan hujan tropis di tengah hutan Sibayak I dan Sibayak II dengan ketinggian 1475 meter dari permukaan laut. So..bagi kalian yang sangat mencintai keindahan alam Indonesia, tunggu apa lagi..saatnya mengunjungi Desa Durin Sirugun di kawasan Sibolangit untuk menikmati keindahan Air Terjun Dua Warna ini.

WISATA PEMANDIAN ALAM SEMBAHE


Sungai Sembahe Sibolangit adalah wisata tempat pemandian yang sering dikunjugi oleh para wisata lokal. Air sungai Sibolangit ini mengalir dengan deras karena di sekitar air terdapat batu-batu besar, dan dibatu ini anda bisa berfoto bareng dengan teman sambil menikmati dinginnya air sungai tersebut. Pada saat liburan sekolah (tanggal 17 Agustus-an, tempat ini sangat ramai dikunjugi. Selain airnya dingin, suasananya juga sangat nyaman dan udaranya masih asri, dingin serta bisa menikmati makanan hangat yang tersedia dijual di tempat itu.

Dengan biaya masuk Rp 8.000, setiap pengunjung bisa menikmati lokasi wisata ini dan merasakan dinginnya air pegunungan. Anda penasaran dengan air pengunungan ini, silakan berkunjung. Lokasi tempatnya di Tanah Karo, yang bisa kita mulai perjalanan dari Medan. Dengan Transportasi umum yang tersedia di simpang kuala Medan yaitu Sumatera Utara (Sutra), Borneo, Sinabung dan lain-lain. Atau dengan kendaraan sendiri yang bisa ditempuh dengan waktu lebih kurang 1 jam dari Medan.

Rabu, 02 Maret 2011

PENANGKARAN BUAYA MEDAN


Areal penangkaran ini seluas satu hektar lebih, oleh pemiliknya di dalam areal ini telah dibangun 78 bak penangkaran buaya dan setengah hektar tanah dibuat semacam danau tempat leluasa hidup di air dan naik ke darat yang belakang danau telah dipagari tembok panjang dengan tinggi sekitar 3 meter sebagai pembatas dengan areal perkampungan penduduk yang berada di sekitarnya. Agar terlihat oleh pengunjung danau ini diberi pagar besi jaring-jaring pengaman. Menurut pengakuan para turis yang telah datang berkunjung, ini adalah penangkaran buaya terbesar di dunia yang dikelola secara tradisionil, untuk menikmatinya biaya masuk hanya Rp 5000 bagi orang dewasa dan Rp 3000 bagi anak-anak. Populasi yang besar membuat pemilik menjadi prihatin di dalam menyediakan pakan bagi buaya-buaya ini yang membutuhkan satu ton daging segar setiap hari sementara sumber pembiayaan hanya mengandalkan harga tiket masuk dari para pengunjung termasuk biaya pawang, pemeliharaan dan perawatan.
Sebagai obyek wisata yang telah diakui oleh Pemko Medan, penangkaran ini nampak sangat bersahaja, karena tidak banyak dijumpai fasilitas - fasilitas menarik lain yang mendukung tempat ini sebagai objek wisata.

namun, tempat ini sangat cocok untuk dikunjungi sebagai sarana edukasi untuk keluarga yang berguna untuk menambah pengetahuan tentang satwa liar,khususnya buaya.

PAJAK BUAH BERASTAGI


Berkunjung ke Brastagi tidak lengkap rasanya tanpa mengunjungi pasar buah yang terletak di daerah tugu perjuangan. Pasar ini menjual berbagai macam aneka buah-buahan khas kota Brastagi. Tidak hanya buah-buahan disini juga menjual bunga dan beberapa barang lainnya seperti halnya pasar pada umumnya

Buah yang banyak ditemui disini diantaranya adalah terong belanda, markisa, pepino dan jika sedang beruntung kita akan menemui buah yang jarang sekali ada karena buah ini sudah sedikit langka yaitu buah biwa. Biwa ini seperti anggur tapi berwarna kekuningan dan harganyapun sangat mahal.

Pasar atau mereka biasa menyebutnya pajak ini sekarang sedang sepi dari pengunjung yang ingin membeli oleh-oleh. Sejak meletusnya Gunung Sinabung akhir Agustus lalu pengunjung yang datang berkurang drastis. Seperti yang dipaparkan oleh salah seorang penjual buah disana.

Pasar Buah Brastagi ini sangat bersih dan rapi. Jika ingin membeli oleh-oleh khas dari Brastagi tidak ada salahnya untuk mengunjungi pasar ini atau hanya sekedar jalan-jalan sore menikmati udara sejuk di kota ini.

Walaupun tradisional, pajak (pasar) buah dan bunga di Brastagi cukup rapih, bersih, dan teratur. Hal ini pula yang membuat pasar tersebut mempunyai daya tarik tersendiri, untuk dikunjungi.

Minggu, 27 Februari 2011

KEBUN BINATANG SIANTAR


Jika Anda ingin berwisata melihat keanekaragaman hewan, mungkin kebun binatang pematang siantar dapat Anda jadikan pilihan. Kebun binatang yang terletak di Sumatera Utara ini terakhir berubah nama menjadi Taman Hewan Pematang Siantar atau yang disingkat THPS. Hal ini tentu saja menyesuaikan dengan budaya timur kita agar terdengar lebih halus dan menghilangkan kesan kata ”binatang” yang kedengarannya kasar.

Taman Hewan Pematang Siantar atau kebun binatang pematang siantar memiliki luas sekitar 4,5 hektar. Kebun binatang ini terletak tepat di pusat kota Pematang Siantar. THPS merupakan kebun binatang tertua ke empat yang terdapat di Indonesia, setelah kebun binatang Surabaya, Bukit Tinggi, dan kebun binatang yang terdapat di Bandung. Menurut sejarahnya, kebun binatang ini didirikan oleh Dr. Coonrad.

Ketika awal berdiri, kebun binatang pematang siantar ini hanya memiliki beberapa koleksi hewan saja. Untuk sistem manajemennya juga sangat sederhana dan belum memenuhi syarat. Namun sejak bulan September 1996 kebun binatang pematang siantar diambil alih dan dikelola secara professional, hingga pada akhirnya kebun binatang yang berubah nama menjadi Taman Hewan Pematang Siantar ini mendapat predikat kebun binatang terbaik yang ada di Indonesia. Hal ini dilihat dari beragam jenis koleksi satwanya. Selain itu, kebun binatang ini juga memiliki fasilitas dan infrastruktur yang lengkap.

Taman Hewan Pematang Siantar ini merupakan kebun binatang terlengkap di provinsi Sumatera Utara. Di sini pengunjung tidak hanya bisa menambah pengetahuan tentang berbagai macam hewan, tapi juga bisa bersantai dan bermain bersama keluarga. Karena di Taman Hewan Pematang Siantar ini terdapat berbagai sarana bermain bagi anak-anak, salah satunya adalah flying fox.

Selain itu, bagi Anda yang suka berenang, di sini juga tersedia kolam renang. Oleh karena itu, kebun binatang pematang siantar sangat cocok menjadi tepat tujuan Anda untuk berlibur.

PESONA DANAU LAU KAWAR

Danau Lau Kawar, berada di Desa Kutagugung Kecamatan Naman Teran (dulu Kecamatan Simpang Empat-red) di bawah kaki gunung berapi Sinabung kini mulai berbenah agar bisa menjadi DTW Primadona Kabupaten/Kota di Sumut. Sarana infrastruktur, jalan propinsi jurusan Kabanjahe-Kutarayat menuju danau ini tahap demi tahap mulai dibenahi dan ditingkatkan.

Termasuk peningkatan jalan dari simpang Kutarayat menuju danau ini juga turut dibenahi melalui dana APBD Karo. Juga peningkatan jalan lingkar mengelilingi taman danau ini dan pembangunan bronjong di pinggir danau. Pembangunan ini, diharapkan membawa angin segar bagi peningkatan wisatawan ke daerah tujuan wisata (DTW) Danau Lau Kawar dan ke DTW lainnya di Kabupaten Karo.

Obyek wisata danau di dataran tinggi Karo di kawasan Gunung Bukit Barisan itu masuk wilayah Kecamatan Naman Teran. Perjalanan menuju Tanah Karo yang banyak menyimpan potensi wisata itu cukup menyenangkan dengan pepohonan di kiri-kanan badan jalan. Atau, jurang ditumbuhi rerimbunan pohon.

Pastinya, hijau rerimbunan pepohonan dari hutan tropis itu tak pernah membosankan saat dipandang dan terlihat oleh mata kita dari balik jendela mobil, atau kaca depan penutup kepala (helm) jika mengendarai sepedamotor.

Udara segar dari hawa sejuk, terlebih ketika kabut tipis menyelimuti kawasan yang dilalui itu, semakin menambah kenyamanan serta ketenangan suasana perjalanan. Apalagi di hari biasa (bukan libur) tidak begitu ramai kendaraan lalu-lalang.

Perjalanan dari Ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan, melintasi wilayah Kabupaten Deliserdang selama kurang lebih dua jam menjadi tidak terasa, apalagi sempat mampir di perbatasan Deliserdang – Tanah Karo, di Penatapan menikmati jagung rebus atau jagung bakarnya.

Kamis, 24 Februari 2011

WISATA BUDAYA DI DESA LINGGA

Mengenal sejenak Rumah Adat
Karo Suku Karo mendiami daerah bagian utara Propinsi Sumatera Utara, terutama di daerah tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, dan sebagian Dairi. Sebagian besar orang Karo masih hidup di desa-desa yang disebut kuta. Kuta merupakan kesatuan territorial yang dihuni oleh penduduk dari beberapa merga (klen) yang berbeda. Dalam kuta terdapat dua atau lebih deretan rumah adat. Namun, sekarang tidak semua kuta memiliki rumah adat. Di beberapa tempat kita masih dapat menemukan rumah adat Karo yang sudah berusia ratusan tahun diantaranya di desa Lingga, Dokan dan Peceren. Rumah Adat Karo terkenal karena keunikan teknik bangunan dan nilai sosial-budayanya. Rumah adat Karo memiliki konstruksi yang tidak memerlukan penyambungan. Semua komponen bangunan seperti tiang, balik, kolom, pemikul lantai, konsol, dan lain-lain tetap utuh seperti aslinya tanpa dilakukan penyerutan ataupun pengolahan. Pertemuan antarkomponen dilakukan dengan tembusan kemudian dipantek dengan pasak atau diikat menyilang dengan ijuk untuk menjauhkan rayapan ular. Bagian bawah, yaitu kaki rumah, bertopang pada satu landasan batu kali yang ditanam dengan kedalaman setengah meter, dialasi beberapa lembar sirih dan benda sejenis besi. Rumah adat Karo berbentuk panggung dengan dinding miring dan beratap ijuk. Letaknya memanjang 10-20 meter dari timur ke barat dengan pintu di kedua jurusan mata angin itu. Posisi bangunan Rumah Adat Karo biasanya mengikuti aliran sungai yang ada di sekitar desa. Pada serambi muka terdapat semacam teras dari bambu yang disusun yang disebut ture.
Sebelum membangun rumah, orang Karo mengadakan musyawarah dengan teman satu rumah mengenai besar, tempat, dan hal-hal lain. Waktu membersihkan dan meratakan tanah ditentukan oleh guru (dukun) untuk mendapatkan hari yang baik. Ketika akan mengambil kayu ke hutan mereka kembali menanyakan hari yang baik untuk menebang pohon kepada guru. Sebelum menebang kayu guru akan memberi persembahan kepada penjaga hutan agar jangan murka terhadap mereka karena kayu itu dipakai untuk membangun rumah. Dalam proses pembangunan mulai dari peletakan alas rumah selalu ada ritual yang dibuat agar pembangunan rumah tersebut diberkati oleh yang maha kuasa dan agar tidak tejadi hal-hal yang buruk. Setelah rumah selesai dibangun masih ada ritual yang diadakan. Guru dan beberapa sanak keluarga yang membangun rumah akan tidur di rumah baru itu sebelum rumah itu ditempati. Mereka akan memimpikan apakah rumah tersebut baik untuk dihuni atau tidak. Waktu memasuki rumah baru biasanya diadakan kerja mengket rumah mbaru (pesta memasuki rumah baru). Pesta ini menunjukkan rasa syukur atas rumah baru tersebut kepada saudara-saudara dan kepada yang maha kuasa. Dalam pesta ini ada acara makan bersama dengan para kerabat, kenalan, dan orang-orang sekampung. Lalu, acara dilanjutkan dengan acara ngerana (memberi kata sambutan dan petuah-petuah) oleh pihak-pihak yang berkompeten seperti: Kalimbubu, Anak beru, dan Senina. Dalam pesta ini juga biasanya ada acara tepung tawar untuk rumah baru. Guru akan menepungtawari bagian-bagian tertentu dari rumah. Tujuannya ialah agar segala yang jahat keluar dari rumah dan yang baik tinggal dalam rumah untuk membuat para penghuni rumah bisa bahagia menempati rumah tersebut. Acara lain yang kadang dibuat adalah gendang. Gendang ini bertujuan untuk mengusir hal-hal jahat yang masih tinggal di dalam rumah tersebut. gendang tersebut juga menunjukkan rasa gembira dan syukur bersama warga sedesa.
Nilai Kepercayaan dalam Bentuk Bangunan Rumah Adat Karo
Struktur bangunan rumah adat Karo terbagi atas tiga bagian, yaitu atap sebagai dunia atas, badan rumah sebagai dunia tengah, dan kaki sebagai dunia bawah, yang dalam bahasa Karo disebut Dibata Atas, Dibata Tengah, dan Dibata Teruh (Allah Atas, Allah Tengah, dan Allah Bawah). Pembagian anatomi rumah adat Karo menggambarkan: dunia atas tempat yang disucikan, dunia tengah tempat keduniawian, dan dunia bawah tempat kejahatan sehingga layak untuk tempat binatang piaraan, yang dalam kepercayaan suku Karo dikuasai oleh Tuhan Banua Koling. Penguasa yang jahat dipuja dan dihormati agar tidak mengganggu kehidupan manusia. Dalam pembangunan rumah adat, hal yang terpenting adalah prosesnya yang sakral dibandingkan segi fisiknya. Hal ini tampak mulai dari penentuan tapak/lahan, pemilihan kayu di hutan, hari baik untuk pendirian rumah, pemasangan atap sampai memasuki rumah. Kesemuanya dilakukan melalui upacara-upacara ritual dengan kerbau sebagai korban. Upacara-upacara ini menunjukkan kepercayaan yang besar orang Karo akan kekuasaan yang melebihi kekuatan manusia.

HOT SPRING - LAU DEBUK DEBUK

Lau debuk-debuk (Hot Spring), atau sering disebut pemandian air panas merupakan salah satu potensi wisata yang sangat menarik disekitar kaki gunung sibayak. Pemandian air panas merupakan hasil aktifitas alam gunung sibayak dimasa lampu. Mata airnya bersumber dari perut bumi mengandung unsur belerang, dan dapat mengobati penyakit gatal-gatal dan dapat dijadikan sebagai pengganti mandi sauna. Objek wisata ini terletak di desa Semangat gunung, dahulu, hanya beberapa meter dari jalan setapak menuju pintu rimba.

Mata air panas muncul melalui retakan dari aliran lava di daerah selatan lereng gunung api Sibayak. Mata air panas ini kemudian ditampung didalam kolam. Pemandian air panas ini dikelolah oleh Pemerintah kabupaten (Pemkab) Karo) dengan masyarakat setempat. Sebagian pendaki memanfaatkan kolam air panas ini untuk berendam membersihkan diri dan menyegarkan tubuh sekembali dari puncak. Jarak dari kota berastagi ke objek wisata kira-kira berjarak 10 km dapat ditempuh dengan bus umum atau pribadi.

WISATA ALAM GUNUNG SIBAYAK

Gunung Sibayak yang terletak didataran tinggi Karo dengan ketinggian 2.094 m dari permukaan laut. Gunung yang keadaan puncaknya yang sudah porak poranda karena letusan di masa lalu ini bisa dicapai dari dua tempat yaitu: dari desa Raja Berneh (Semangat Gunung) dan dari kota Brastagi. Gunung Sibayak ini merupakan gunng api yang masih aktif, dan mempunyai kawah yang cukup landai untuk dituruni dan tampak tidak terlalu berbahaya asalkan jangan terlalu dekat.

Gunung ini tidak begitu sulit untuk didaki bahkan oleh seorang pemula sekalipun. Seperti halnya Gunung Gede di Jawa Barat, gunung ini selalu ramai dikunjungi oleh para pendaki lokal dimalam minggu. Mereka biasanya mulai mendaki sekitar jam 02.00 dini hari untuk mendapatkan pemandangan matahari terbit dipuncak gunung ini.

Dari puncak gunung ini kita bisa menyaksikan pemandangan kota Medan di kejauhan.

Route Pendakian:

Untuk mencapai gunung ini bisa kita daki dari dua tempat yaitu; dari Desa Raja Berneh (Semangat Gunung) dan dari kota Brastagi. Kedua-duanya bisa dicapai dengan angkutan dari kota Medan. Dari Brastagi pendakian dimulai dari jalan setapak yang terletak dibelakang bukit Gundaling. Akan tetapi pendakian yang tercepat adalah dari desa Raja Berneh yang terletak sekitar 7 km dari jalan raya Medan - Brastagi. Melewati pemandian air panas Lau Sidebuk-debuk. Keadaan desa ini sangat heterogen dalam beragama, dengan rumah-rumah ibadat, Katolik, Protestan dan Islam yang saling berdampingan.

Desa Raja Berneh ini menghasilkan sayur dam buah-buahan. Tepat di kaki gunung ditemui sebuah sumber air panas yang merupakan juga daerah pintu masuk jalan setapak menuju puncak.

Jalan setapak ke puncak sangat jelas. Sepanjang jalan tidak ada ciri-ciri khusus, hanya di pinggang gunung terdapat sebuah gua kecil yang menjorok satu meter kedalam. Kemudian memasuki sebuah sungai kering, terus melewati daerah hutan bambu sebelum memasuki hutan yang sebenarnya. Dari daerah ini ada sebuah jalan rintis yang berbelok ke kanan kearah bukit Pertektekan.

Memasuki Daerah puncak tumbuhan mulai rendah dan mulai memasuki daerah berkerikil dan berbatu yang tidak begitu kompak. Jalan setapak tidak begitu jelas dan ada baiknya anda berhati-hati didaerah ini.

Selain pemandangan di puncak yaitu kawah dan pemandangan kota medan di kaki gunung ini juga terdapat pemandian air panas yang biasa dikunjungi oleh para turis lokal yaitu pemandian air panas Lau sidebuk-debuk.

Selain dua jalur yang di sebutkan diatas,ada satu lagi rute munuju puncak gunung Sibayak. yaitu jalur 54. jalur ini terletak di kawasan tongkoh (bakaran jagung) yang terletak di jalan raya Medan-Brastagi, rute di jalur 54 merupakan rute yang penuh tantangan. Tanjakan yang curam merupakan tantangan yang wajib di lewati para pendaki, selain itu hutan nya masih sangat asri. Di jalur menuju puncak banyak di jumpai tanaman rotan, selain itu rute ini banyak di gunakan untuk diksar anggota mapala di Medan dan sekitarnya. Setelah melewati hutan yang rindang, maka kita akan menjumpai daerah cadas(hampir munuju puncak). Untuk mata air, jalur ini hanya memiliki sedikit sumber mata air. Oleh karna itu diwajibkan untuk banyak membawa persediaan air dari kaki gunung.

Dalam Pendakian ke gunung Sibayak kita akan melewati hutan belantara tropis dan tebing yang penuh tantangan serta puncak gunung terdapat hamparan dataran tempat berkemah. Dari puncak gunung terlihat kawah yang masih aktif mengeluarkan magma dan pemandangan yang indah dan menawan. Jarak dari Kota Berastagi ke tempat awal pendakian dari Desa Jaranguda 1,5 km dan dari Desa Raja Berneh 15 km. Lama pendakian diperkirakan antara dua sampai tiga jam.

Jumat, 18 Februari 2011

Tahura (Taman Hutan Raya Bukit Barisan)


Tahura Bukit Barisan merupakan Tahura ketiga di Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden dengan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 48 Tahun 1988 tanggal 19 Nopember 1988. Pembangunan Tahura ini sebagai upaya konservasi sumber daya alam dan pemanfaatan lingkungan melalui peningkatan fungsi dan peranan hutan.
Tahura Bukit Barisan adalah unit pengelolaan yang berintikan kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi denga luas seluruhnya 51.600 Ha. Sebagian besar merupakan hutan lindung berupa hutan alam pegunungan yang ditetapkan sejak jaman Belanda, meliputi Hutan Lindung Sibayak I dan Simancik I, Hutan Lindung Sibayak II dan Simancik II serta Hutan Lindung Sinabung.
Bagian lain kawasan Tahura ini tersiri terdiri dari CA/TW. Sibolangit, SM. Langkat Selatan TW. Lau Debuk-debuk dan Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit.

FLORA DAN FAUNA
Kawasan hutan ini didominasi oleh jenis-jenis pohon pegunungan baik jenis lokal maupun yang berasal dari luar. Beberapa jenis tersebut antara lain : Pinus Merkusii, Altingia exelsa, Schima wallichii, Podocarpus sp, Toona surei dan jenis yang lain seperti Durian, Dadap, Rambutan, Pulai, Aren, Rotan, dan lain-lain.
Jenis tanaman yang berasal dari luar diantaranya : Pinus caribeae, pinus khasia, Pinus insularis, Eucalyptus sp, Agathis sp, dan lain-lain.
Beberapa fauna yang hidup di kawasan ini antara lain : monyet, harimau, siamang, babi hutan, ular, elang, kecil, rusa, treggiling, dan lain-lain.

WISATA
Sebagian dari Kawasan Tahura, terutama sekitar Tongkoh dan Brastagi telah berkembang menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang penting di Sumatera Utara.
Faktor penunjang utama sebagai obyek wisata adalah udara yang sejuk, vegetasi alam yang baik dan pemandangan alam yang indah, sumber air dan danau Toba serta budaya yang memikat.
Disamping itu sarana prasarana juga cukup memadai, seperti : jalan raya dengan kondisi yang baik dan mulus yang menghubungkan sebagian besar kawasan Tahura, sarana akomodasi dan penginapan, lokasi perkemahan dan jalan setapak dibeberapa kawasan.
Bagi yang berminat didunia penelitian (research), Tahura Bukit Barisan juga dapat dijadikan gudang ilmu pengetahuan. Penelitian tidak terbatas pada bidang flora dan fauna saja tetapi juga mencakup bidang hidrologis serta sosial budaya.
Sarana akomodasi dan penginapan sudah tersebar disekitar, mulai dari Sibolangit sampai dengan Brantagi baik berupa penginapan sederhana maupun hotel berbintang taraf international. Sebagai jantung utama Tahura Bukit Barisan berada di Tongkoh.
Di Tongkoh ini telah disediakan fasilitas penginapan, ruangan primer, perpustakaan, restoran, panggung budaya, juga aktrasi tunggang gajah, serta sarana karantina satwa. Selain untuk wisata , lokasi Tongkoh juga cocok untuk kegiatan penelitian, olah raga misalnya Lintas Wisata Alam dsb.
Masyarakat yang bermukim disekitar Tahura Bukit Barisan terdiri dari suku Melayu, Karo, Aceh dan Batak. Mata pencarian penduduk utamanya adalah petani dan pekebun. Produksi utama sayur mayur adalah kol, buncis, wortel, sawi, buah-buahan seperti jeruk Tanah Karo sangatlah terkenal demikian pula buah markisa banyak dikebunkan disini dan dapat dinikmati rasanya dalam bentuk sirup markisa.
Pemerintah Daerah sangat berkenan dalam pengembangan budidaya ini, misalnya dalam pentas budaya, pameran buah dalam Festival Buah yang diselenggarakan tiap tahun dsb. Upaya pelestarian budaya, budaya juga dilakukan terhadap peninggalan rumah adat seperti di Lingga.
Kawasan Tahura Bukit Barisan memiliki dua buah Gunung yaitu Gunung Sibayak (2.211 m) dan Gunung Sinabung (2.451 m), gunung ini sering menjadi tantangan bagi para pendaki untuk menaklukkannya. Dianjurkan bila ingin mendaki gunung ini minta izin lebih dahulu kepada instansi yang berwenang, untuk persiapan segala sesuatu serta sangat diperlukan adanya pemandu keselamatan

MARI BERSAHABAT DENGAN ULAR

Bersahabat dengan ular? Tentunya banyak orang yang berpikir ini bukanlah suatu ide yang baik, bahkan mungkin, banyak orang yang akan menolak ide ini mentah-mentah. Mengapa demikian? Ini terjadi karena persepsi kita yang menganggap bahwa ular itu menakutkan, dan harus dihindari.
            Hal ini tentunya tidak akan terjadi jika kita mengenal ular dengan baik, tapi masalahnya, masyarakat pada umumnya tidak pernah mendapatkan edukasi yang cukup mengenai satwa liar  ini.
            Berbicara mengenai edukasi pengenalan ular, maka kita secara tidak langsung berbicara tentang suatu tempat yang memfasilitasi kita agar dapat mengenal ular dengan baik. Tak perlu mencari terlalu jauh untuk menemukan tempat seperti ini, cukup kunjungi penangkaran ular PT.HETTS Bio Lestari di Jln. Namo pencawir no 174, Desa Tuntungan dua, kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang. Di penangkaran ular ini terdapat ± 700-800 ular dari spesies yang berbeda-beda, dari yang berbisa, hingga yang tidak berbisa, dari ular biasa hingga yang langka, dan bahkan di tempat ini juga terdapat ular hasil penyilangan. Kawasan penangkaran ular seluas 7.000  ini, didirikan sekitar tahun 2005, dengan tujuan awal untuk memanfaatkan kotoran ular sebagai racun tikus yang ramah lingkungan.
             Saat memasuki lokasi penangkaran ular ini, kesan mengerikan tentang ular akan segera sirna. Pegawai yang bekerja dipenangkaran ular ini akan segera menyambut tamu yang datang dengan sangat ramah, serta dengan sukarela menjelaskan tentang ular-ular yang ada di tempat ini. Lokasi penangkaran ular ini ditata dengan baik, rapi dan bersih. Sehingga membuat tamu yang datang nyaman berlama-lama berkunjung ke sini. Di tempat ini kita juga diperbolehkan menyentuh, bahkan berfoto dengan ular jenis tertentu.
Selain sebagai tempat penelitian ular, pemanfaatan kotoran ular sebagai bahan baku pembuat racun tikus alami, sarana edukasi ular, penangkaran ini  juga melakukan kegiatan ekspor ular ke luar negeri, seperti ke Jerman, Prancis, Norwegia, swedia.
Penangkaran ular ini ke depannya akan dikembangkan menjadi galeri ular yang mengoleksi ular hidup, bukan yang mati saja seperi galeri ular biasanya. Dan diharapkan akan berkembang pula menjadi wisata agro.
Tempat ini adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi oleh semua orang, terutama anak muda yang biasanya menghabiskan waktu di mall. Daripada ke mall, bukankah lebih baik datang ke penangkaran ular ini, dan mulai belajar bersahabat dengan ular? Sebab walau keberadaannya sering kali membuat kita tidak nyaman bahkan cenderung membuat kita ketakutan, ular ini memberi banyak manfaat bagi kehidupan kita. Jadi, yang harus kita lakukan adalah lebih bersahabat dengan mereka tanpa saling mengancam dan menyakiti.