Senin, 14 Maret 2011

KEINDAHAN PANTAI PANDAN SIBOLGA


Kota Sibolga terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera Bagian Utara yaitu di Teluk Tapian Nauli, ± 350 Km Selatan Kota Medan. Secara geografis wilayah Sibolga terletak antara 1º 42’1º 46′ Lintang Utara dan 98º 44′ – 98º 48′ Bujur Timur. Kota Sibolga secara administratif terdiri dari 3 Kecamatan dan 16 Kelurahan dan Luas 2.778 Ha atau 27, 78 Km², dengan jumlah penduduk 86.441 jiwa. Di kota ini sangat banyak tempat-tempat wisata, letak Kota Sibolga yang sepi di tepi pantai merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki. Keindahan alam tepi pantai, dengan pesona deretan pulau-pulau yang ada menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik wisatawan. Dengan keindahan alam tepi pantai ini, Kota Sibolga sangat berpotensi untuk mengembangkan paket wisata bahari. Pulau-pulau yang berpotensi mengembangkan wisata bahari adalah Pulau Poncan Gadang, Pulau Poncan Ketek, Pulau Panjang dan Pulau Sarudik. Selain wisata bahari, keindahan alam Kota Sibolga juga cocok untuk dikembangkan menjadi wisata alam bagi yang menyukai petualangan.

salah satu yang menjadi favorit para wisatawan adalah pantai pandan. pantai pandan sangat terkenal dengan keindahan panorama lautnya, yag tidak kalah dengan pantai - pantai lainnya di indonesia. Pantai pandan disuguhi dengan berabagai aneka ragam keindahan alami yang ditawarkan, pasir putih dan laut yang biru merupakan salah satu bagian yang paling menarik perhatian banyak wisatawan untuk datang berkunjung untuk menikmati keindahan panoramanaya. tidak hanya pada siang hari, namun bahkan hingga malam hari masih banyak para wisatawan yang datang berkunjung untuk dapat melihat matahari tenggekam (sun set) di pantai pandan tersebut.
namun mungkin masih banyak hal yang perlu dibenahi dan ditambahi oleh pihak pemerintah baik dari segi prasarana dan saran pendukung objek wisata tersebut guna kiranya dapat menambah dan memelihara keindahan pantai tersebut.

Rabu, 09 Maret 2011

KESEJUKAN KEBUN TEH SIDAMANIK


Usai menikmati matahari terbit di dataran tinggi Tongging, biasanya perjalanan dilanjutkan ke Parapat lantas menyeberang ke Pulau Samosir. Lintasan yang dilalui biasanya cukup menggoda untuk singgah sejenak di salah satu perkebunan teh yang terhampar luas di daerah Sidamanik ini. Setidaknya ada 3 perkebunan teh yang ada di 2 kecamatan di daerah Sidamanik ini. Ada kebuh teh Toba Sari, Sidamanik, dan Bah Butong. Dulu ketiga kebun tersebut termasuk dalam kecamatan Sidamanik. Tapi sekarang secara administratif telah dimekarkan menjadi 2 kecamatan, yakni Kecamatan Sidamanik dan Kecamatan Pematang Sidamanik. Secara administratif, daerah Sidamanik masuk dalam wilayah Kabupaten Simalungun.

Kebun teh Toba Sari, tempat rombongan mampir, dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV (Persero). Sayang, tak banyak informasi yang bisa digali di situs resmi PTPN IV ini. Konon perkebunan teh di Sidamanik ini adalah yang terbesar di Sumatra dan sudah ada sejak jaman kolonial Belanda. Banyak orang Jawa yang dikirim untuk bekerja di sini, sampai sekarang pun masih demikian adanya.

kebun teh seluas total 3.315 hektar ini berada di elevasi 900 meter di atas permukaan air laut. Publikasi itu menyebutkan pula bahwa produksi teh selama Januari 2007 sebesar 404.397 kg senilai 475.862 dollar AS. Kalau saat ini produksi masih sekitar angka tersebut, berarti diperkirakan total ekspor selama setahun bisa senilai lebih dari 5 juta dollar AS.

Tak sulit mencapai perkebunan teh Sidamanik ini. Jika menginap di Brastagi, lantas menikmati matahari terbit di Tongging, perjalanan dari Tongging memakan waktu sekitar satu jam saja dengan kecepatan santai. Rombongan fotografer bisa membutuhkan waktu lebih, lantaran sering berhenti untuk memotret obyek-obyek yang menarik di sepanjang perjalanan.

Mulanya rombongan merasa kurang yakin bisa mendapat foto bagus di perkebunan teh ini lantaran hari sudah terlampau siang. Pasti sudah tak ada lagi kegiatan para pekerja pemetik teh. Tapi, ternyata hari itu rombongan amat beruntung. Tak perlu imbuhan obyek berupa pekerja teh lagi, karena langit biru dan awan yang bagai lukisan disapu kuas nan ekspresionis sudah menjadi obyek foto yang amat indah. Bahkan lebih indah dari bayangan yang muncul di benak tiap peserta hunting.

Kebun teh Sidamanik bisa juga diakses melalui Pematang Siantar, yang berjarak hanya sekitar 20 km saja. Jika Anda berangkat dari Pematang Siantar menuju Sidamanik, bisa dipastikan Anda akan melewati Raya, ibukota Kabupaten Simalungun, yang adalah tanah leluhur saya. Rumah oppung (kakek, dalam bahasa Batak) ada di dekat simpang tiga Raya, di jalan raya antara Pematang Siantar-Seribu Dolok.

Tak sulit hunting foto di perkebunan teh Sidamanik. Hamparan luas perkebunan dengan alur-alur jalan setapak di antaranya sudah menjadi pola yang menarik untuk menyusun komposisi fotografi. Syukur kalau Anda bisa mengusahakan waktu berkunjung di pagi hari, maka bisa memperoleh obyek aktivitas para pekerja kebun teh.

KEINDAHAN AIR TERJUN DUA WARNA


Air Terjun Dua Warna, bisa menjadi pilihan Anda untuk refreshing selama beberapa hari libur ini. Letaknya pun tidak jauh dari Kota Medan, hanya 1 jam perjalanan saja yakni di Bumi Perkemahan Sibolangit, Desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit, Kab Deli Serdang. Dari lokasi ini kita akan memulai perjalanan masuk hutan atau hiking selama 3 jam untuk sampai di lokasi air terjun. Tempat wisata ini memang terkesan unik. Dari namanya saja orang-orang menyebutnya Air Terjun Dua Warna sebab air terjun yang turun dari sungai atas akan tertampung ke sebuah danau kecil dan disinilah air tersebut memiliki dua warna yaitu biru muda dan putih keabu-abuan. Setelah ditelusuri ternyata air terjun ini bersumber dari letusan Gunung Sibayak yang membentuk aliran sungai yang dialiri belerang (sulfur) yang kemudian bersatu dengan resapan air hutan sehingga menjadi berair dingin yang berwarna biru. Uniknya lagi, air terjun tersebut tidak mengeluarkan bau belerang namun jangan pernah meminum air tersebut. Selain itu, keberadaan air terjun ini juga tersembunyi di dalam hutan hujan tropis di tengah hutan Sibayak I dan Sibayak II dengan ketinggian 1475 meter dari permukaan laut. So..bagi kalian yang sangat mencintai keindahan alam Indonesia, tunggu apa lagi..saatnya mengunjungi Desa Durin Sirugun di kawasan Sibolangit untuk menikmati keindahan Air Terjun Dua Warna ini.

WISATA PEMANDIAN ALAM SEMBAHE


Sungai Sembahe Sibolangit adalah wisata tempat pemandian yang sering dikunjugi oleh para wisata lokal. Air sungai Sibolangit ini mengalir dengan deras karena di sekitar air terdapat batu-batu besar, dan dibatu ini anda bisa berfoto bareng dengan teman sambil menikmati dinginnya air sungai tersebut. Pada saat liburan sekolah (tanggal 17 Agustus-an, tempat ini sangat ramai dikunjugi. Selain airnya dingin, suasananya juga sangat nyaman dan udaranya masih asri, dingin serta bisa menikmati makanan hangat yang tersedia dijual di tempat itu.

Dengan biaya masuk Rp 8.000, setiap pengunjung bisa menikmati lokasi wisata ini dan merasakan dinginnya air pegunungan. Anda penasaran dengan air pengunungan ini, silakan berkunjung. Lokasi tempatnya di Tanah Karo, yang bisa kita mulai perjalanan dari Medan. Dengan Transportasi umum yang tersedia di simpang kuala Medan yaitu Sumatera Utara (Sutra), Borneo, Sinabung dan lain-lain. Atau dengan kendaraan sendiri yang bisa ditempuh dengan waktu lebih kurang 1 jam dari Medan.

Rabu, 02 Maret 2011

PENANGKARAN BUAYA MEDAN


Areal penangkaran ini seluas satu hektar lebih, oleh pemiliknya di dalam areal ini telah dibangun 78 bak penangkaran buaya dan setengah hektar tanah dibuat semacam danau tempat leluasa hidup di air dan naik ke darat yang belakang danau telah dipagari tembok panjang dengan tinggi sekitar 3 meter sebagai pembatas dengan areal perkampungan penduduk yang berada di sekitarnya. Agar terlihat oleh pengunjung danau ini diberi pagar besi jaring-jaring pengaman. Menurut pengakuan para turis yang telah datang berkunjung, ini adalah penangkaran buaya terbesar di dunia yang dikelola secara tradisionil, untuk menikmatinya biaya masuk hanya Rp 5000 bagi orang dewasa dan Rp 3000 bagi anak-anak. Populasi yang besar membuat pemilik menjadi prihatin di dalam menyediakan pakan bagi buaya-buaya ini yang membutuhkan satu ton daging segar setiap hari sementara sumber pembiayaan hanya mengandalkan harga tiket masuk dari para pengunjung termasuk biaya pawang, pemeliharaan dan perawatan.
Sebagai obyek wisata yang telah diakui oleh Pemko Medan, penangkaran ini nampak sangat bersahaja, karena tidak banyak dijumpai fasilitas - fasilitas menarik lain yang mendukung tempat ini sebagai objek wisata.

namun, tempat ini sangat cocok untuk dikunjungi sebagai sarana edukasi untuk keluarga yang berguna untuk menambah pengetahuan tentang satwa liar,khususnya buaya.

PAJAK BUAH BERASTAGI


Berkunjung ke Brastagi tidak lengkap rasanya tanpa mengunjungi pasar buah yang terletak di daerah tugu perjuangan. Pasar ini menjual berbagai macam aneka buah-buahan khas kota Brastagi. Tidak hanya buah-buahan disini juga menjual bunga dan beberapa barang lainnya seperti halnya pasar pada umumnya

Buah yang banyak ditemui disini diantaranya adalah terong belanda, markisa, pepino dan jika sedang beruntung kita akan menemui buah yang jarang sekali ada karena buah ini sudah sedikit langka yaitu buah biwa. Biwa ini seperti anggur tapi berwarna kekuningan dan harganyapun sangat mahal.

Pasar atau mereka biasa menyebutnya pajak ini sekarang sedang sepi dari pengunjung yang ingin membeli oleh-oleh. Sejak meletusnya Gunung Sinabung akhir Agustus lalu pengunjung yang datang berkurang drastis. Seperti yang dipaparkan oleh salah seorang penjual buah disana.

Pasar Buah Brastagi ini sangat bersih dan rapi. Jika ingin membeli oleh-oleh khas dari Brastagi tidak ada salahnya untuk mengunjungi pasar ini atau hanya sekedar jalan-jalan sore menikmati udara sejuk di kota ini.

Walaupun tradisional, pajak (pasar) buah dan bunga di Brastagi cukup rapih, bersih, dan teratur. Hal ini pula yang membuat pasar tersebut mempunyai daya tarik tersendiri, untuk dikunjungi.