Sabtu, 02 April 2011
TANGKAHAN
Di tahun – tahun sebelumnya, illegal loging merupakan pendapatan utama masyakarakt di hutan Tangkahan, yang mencakup desa Namo Sialang dan Sei Serdang di kawasan Leuser. Sangat besarnya pendapatan mereka sehingga mereka mengabaikan perkebunan mereka. Akan tetapi kemanan hutan dan usaha penangkapan kepada penebang liar yang semakin diperketat membuat para penebang liar ini harus mencari penghasilan hidup lainnya yang juga berasal dari hutan namun aman dari hukum dan berkelanjutan. Mereka kemudian kembali mengelola perkebunan mereka yang semula terbengkalai dan mulai untuk menjalankan ide mempromosikan ekowisata di daerah mereka. Masyarakat di kedua desa ini (yang dihuni oleh sekitar 2000 KK) setuju untuk mengembalikan kawasan Tangkahan sebagai kawasan wisata yang ramah lingkungan. Ini ditandai dengan dibentuknya Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT) yang merupakan lembaga lokal yang dipercaya untuk mengelola ekowisata dan bekerja sama dengan pihak taman nasional gunung leuser. Masyarakat bersama dengan LPT bertekad untuk berusaha melindungi keindahan hutan dari masyarakat luar yang berusaha mencuri kayu di hutan ini dan mencemari sungai, karena mereka ekonomi masyarakat di desa kami akan meningkat dengan adanya kegiatan ekowisata yang dikelola di kawasan ini’ ungkap Njuhang Pinem, yang merupakan ketua LPT, yang dulunya juga merupakan penebang liar. Sampai dua tahun yang lalu, tangkahan salah satu titik pusat penebangan liar di kawasan Leuser, tapi saat ini kesadaran masyarakat telah jauh meningkat dan mereka justru berbalik menjaga hutan, sekaligus membentuk ranger yang melakukan monitoring hutan, 2 kali seminggu.
Tangkahan merupakan kombinasi dari vegetasi hutan dan topografi yang berbukit, menjadikan tempat ini sangat ideal bagi tempat wisata. Sungai Batang Serangan dan Bulih yang membelah hutan ini merupakan tipe sungai yang mencirikan sungai di hutan tropis, dengan beraneka ragam jenis tumbuhan dan tebing yang beraneka warna di tepian sugai ini. Air sungai yang sangat jernih dan bernuansa hijau menciptakan panorama dan atmosfer yang alami dan mistik. Tangkahan memiliki 11 air terjun dan beberapa sumber air panas, juga gua kelelawar.
Untuk sampai di lokasi ini, dari terminal pinang baris di kota medan, bisa menggunakan bis PS langsung menuju Tangkahan, melewati Stabat. Perjalanan ke Tangkahan dapat ditempuh sekitar 3 - 4 jam dari kota Medan. Untuk menuju kawasan ekowisata, kita harus menyebrangi sungai. Sungai batang serangan cukup deras arusnya, sehingga harus menggunakan rakit, ini merupakan salah satu petualangan lain yang akan dirasakan pengunjung
Di Tangkahan sangat banyak aktivitas yang dapat dilakukan baik yang berupa petualangan atau hanya sekedar trekking di hutan tropis. Ada 3 jalur trekking di hutan ini mulai dari soft trekking (untuk anak – anak maupun keluarga) sampai yang bersifat petualangan. Para pengunjung akan ditemani oleh pemandu lokal yang telah dibekali dengan pengetahuan hutan dan interpretasi alam. Jalur trekking yang ada juga telah dilengkapi dengan papan informasi tentang beberapa fenomena alam di hutan Tangkahan. Bagi yang suka petualangan, dapat merasakan pengalaman baru, yaitu tubing. Tubing adalah semacam kegiatan rafting, namun tidak menggunakan perahu karet seperti biasa. Kita akan duduk di atas ban mobil dan mengalir mengikuti arus sungai sampai ke titik tertentu, sambil melewati goa, menikmati pemandangan di tepi sungai. Jangan khawatir, para pemandu di Tangkahan semuanya sudah sangat berpengalaman dalam kegiatan ini, dan mereka telah mengikuti pelatihan keselamatan dan memiliki SOP. Aktivitas lain yang dapat dilakukan selain pengamatan burung, berenang, dan kegiatan alam bebas lainnya, pengunjung juga dapat ikut dengan masyarakat yang melakukan monitoring hutan dengan gajah. Pengunjung akan diajak berkeliling hutan sambil menunggang gajah. Sampai saat ini ada 3 ekor gajah yang dipelihara dan dipergunakan untuk monitoring. Untuk menginap di Tangkahan, telah tersedia ecolodge (bamboo river) yang dikelola masyarakat, dilengkapi dengan restoran yang menyediakan menu lokal sederhana, namun cukup lezat
dinikmati.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar